Validasi

Minggu, 14 Oktober 2012

Validasi




Pernah pamer? atau menunjukkan sesuatu kehalayak umum untuk mendapat pengakuan, tentang eksistensi (kemampuan, kepunyaan, keberaadaan) yang kamu punya, dengan motivasi perhatian dan berharap pengakuan yang berlebih dari orang yang melihatnya.

Semua ini berawal dari tweetnya bang idunk,  @arieidunk: Siapa yang hari gini masih mencari validasi? Coba mana suaranya..!

ini menurut pandangan Igneelicious:
@igneelicious: Semua orang butuh diakui sama orang lain kok, itu yg ngebuat kita merasa 'ada' sebagai makhluk sosial =) Seorang calon pemimpin mencari validasi untuk mendapat citra integritasnya, seorang calon mantu mencari validasi agar mertua yakin. Sah aja.. Nah yang jadi masalah adalah saat km mencari validasi yg terlalu tinggi dan ga sesuai dengan dirimu yang sebenarnya. Saat orang-orang disekitar tahu bahwa pencitraanmu itu adalah bullshit, kepercayaan orang bakal menurun drastis sama kamu. Bahkan mungkin twit2 saya tadi ada unsur validasinya, validasi bahwa saya seolah2 tau banget soal validasi. 

@arieidunk : Memaksakan sebuah eksistensi dengan mencari validasi melalui pencitraan-pencitraan sepertinya bukan sesuatu yg bijak, tapi memang sah-sah aja sih.

Spontan, kayanya bagus juga kalau aku ikutan ngebahas,
Menurut pengamat politik Andi :
Ada validasi langsung, dan validasi tidak langsung. :D Validasi langsung: Secara frontal mengungkapkan "value-nya", contoh: Aku orang baik, rajin menabung, suka membantu, ganteng dan keren. Validasi tidak langsung : seolah tak mencari validasi, tapi org bisa menyimpulkannya..
Contoh:
-"wah, capek nih nyetir" < dia punya mobil>
- “Duh, hari ini terlalu banyak mention yang gak bisa dibalas. Maaf ya.”. <Lembut sih, tapi tak langsung nunjukkin followersnya banyak>
- “Otw Amerika” <Oh, lagi keluar negeri. Tajir, hebat>
Ya banyak sih cara-cara seseorang untuk mencari validasi. Dari status, PM BB, DP, twitpic... Bermacam-macam. Kembali ke masing-masing sih, ya kalau apa yang mereka umbar itu kenyataan, bisa dijadikan inspirasi. Kalau kepalsuan, bisa dijadikan hiburan *senyum sendiri.
Oh ya, penilaian atas diri sendiri gak pernah cukup, adakalanya validasi dari orang lain yang melengkapinya. Perfect! .
-Wah cucian gue banyak banget, kerja keras dehh *validasi kalau gue itu anak kost yang rajin, bersih, dan hemat :D
- Slow down the time for a minute to take a nap, for a weekend that will run very fast :D *validasi kalau gue bisa bahasa bule.<Walau pas2an>  
- @igneelicious "Sorry, lo emang cantik tp gue ga suka cewek agresif." «« Validasi seolah gue pemilih & dikejar2 cewek.

 
Kita adalah sebuah produk yg terpajang di etalase, nilainya akan bertambah jika dikelola dan dipromosikan dengan benar. Pembeli yg menilai. Walau validasi yg kamu buat itu sesuai dgn fakta dan kenyataan, kadang itu juga gak pernah cukup bagi orang lain,gak adil? Dunia memang gak pernah adil kok, karena setiap orang punya hak dan kepentingan masing-masing. – AndikCharmerciello
~Spread the love ~
Baca juga : Uang dan kehormatan

0 komentar :